Mempengaruhi atau Memengaruhi: Mana yang Benar? Jawaban Ini Akan Mengejutkanmu

staff admin

mempengaruhi atau memengaruhi

Bahasa Indonesia adalah bahasa yang kaya akan aturan dan tata cara penulisan yang seringkali membingungkan, terutama ketika menyangkut imbuhan. Salah satu kata yang kerap menimbulkan kebingungan adalah “mempengaruhi” atau “memengaruhi“. Mana yang benar? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bentuk yang tepat adalah “memengaruhi”. Kata ini berasal dari kata dasar “pengaruh” yang mendapatkan imbuhan “me-i”. Aturan dalam bahasa Indonesia menyatakan bahwa jika kata dasar berawalan huruf k, p, t, atau s dan huruf keduanya adalah vokal, maka huruf awalan tersebut akan luluh atau hilang ketika diberi imbuhan “me-“.

Contoh lainnya adalah kata “pukul” yang menjadi “memukuli” (bukan “mempukuli”) atau “tanggung” yang berubah menjadi “menanggung” (bukan “mentanggung”). Aturan ini sering diabaikan karena pengaruh kebiasaan sehari-hari atau ketidaktahuan terhadap kaidah bahasa yang benar. Banyak media, bahkan sumber terpercaya, kadang masih menggunakan bentuk “mempengaruhi” karena dianggap lebih familiar di telinga masyarakat. Namun, sebagai penutur bahasa Indonesia yang baik, penting untuk memahami dan menggunakan bentuk yang sesuai dengan pedoman resmi.

Bio Data dan Informasi Profesional

Berikut adalah profil singkat seorang ahli bahasa Indonesia yang sering membahas topik ini:

NamaDr. Nani Darmayanti
ProfesiAhli Bahasa dan Dosen Universitas Indonesia
Karya TerkenalBuku “Bahasa Indonesia: Panduan Praktis”
PendidikanS3 Linguistik, Universitas Indonesia
Link ReferensiUniversitas Indonesia

Pengaruh media dan budaya pop juga turut memengaruhi (bukan “mempengaruhi”) penggunaan kata ini. Selebritas dan publik figur sering kali menggunakan bentuk yang salah dalam percakapan sehari-hari atau di media sosial, yang kemudian diikuti oleh masyarakat luas. Misalnya, seorang influencer terkenal mungkin menulis “mempengaruhi” dalam caption Instagram-nya, dan hal itu dengan cepat menjadi tren tanpa mempertimbangkan kebenaran linguistik.

BACA JUGA:  Skeptis Adalah: Pengertian, Jenis, Contoh, dan Dampaknya dalam Kehidupan

Di industri kreatif, kesalahan semacam ini bisa berdampak besar. Bayangkan jika naskah film, iklan, atau bahkan lirik lagu menggunakan bentuk yang tidak baku. Hal ini tidak hanya merusak integritas bahasa tetapi juga mengaburkan pemahaman generasi muda tentang tata bahasa yang benar. Beberapa ahli bahkan menyebutkan bahwa kesalahan seperti ini bisa mengikis kekayaan bahasa Indonesia jika tidak diperbaiki.

Tren penggunaan bahasa di media sosial juga patut diperhatikan. Platform seperti Twitter, Instagram, dan TikTok sering menjadi tempat penyebaran kata-kata yang tidak baku. Tagar #Mempengaruhi lebih banyak digunakan daripada #Memengaruhi, menunjukkan betapa kuatnya pengaruh kebiasaan dibandingkan aturan resmi. Namun, beberapa komunitas seperti @mahirnulis di Instagram aktif mengampanyekan penggunaan bahasa yang benar, termasuk dalam kasus “memengaruhi” ini.

Lalu, bagaimana dampaknya pada masyarakat? Penggunaan bahasa yang tidak tepat bisa menimbulkan miskomunikasi, terutama dalam konteks formal seperti pendidikan, hukum, atau pemerintahan. Bayangkan jika seorang guru mengajarkan bentuk “mempengaruhi” kepada murid-muridnya, kesalahan itu akan terus terbawa hingga mereka dewasa. Di sisi lain, lembaga seperti Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) terus berupaya mengedukasi masyarakat melalui seminar, artikel, dan konten digital.

Selain itu, kata “memengaruhi” juga sering dikaitkan dengan konsep psikologi dan sosiologi. Misalnya, bagaimana media “memengaruhi” opini publik atau bagaimana seorang pemimpin “memengaruhi” kebijakan. Dalam konteks ini, penggunaan bahasa yang tepat menjadi sangat krusial karena menyangkut akurasi informasi.

Di dunia akademis, penelitian tentang morfologi bahasa Indonesia terus berkembang. Para linguis meneliti mengapa masyarakat cenderung resisten terhadap aturan baku dan lebih memilih bentuk yang “terdengar enak”. Salah satu teorinya adalah bahwa bahasa adalah entitas yang dinamis, selalu berubah mengikuti zaman. Namun, perubahan seharusnya tidak mengorbankan kaidah dasar yang sudah ada.

BACA JUGA:  Cara Cek ETLE PMJ atau E-Tilang Secara Online di etle-pmj.info id Check Data

Kasus “mempengaruhi vs. memengaruhi” hanyalah satu contoh kecil dari tantangan dalam bahasa Indonesia. Masih banyak kata lain yang sering salah digunakan, seperti “mengubah” (bukan “merubah”) atau “menyempurnakan” (bukan “menyempurnakan”). Semua ini menunjukkan betapa pentingnya literasi bahasa bagi semua kalangan.

Di era digital, peran alat seperti KBBI Daring atau aplikasi penyunting teks menjadi vital. Mereka bisa membantu mengoreksi kesalahan secara instan. Namun, kesadaran individu tetap menjadi kunci utama. Mulai dari penulis, jurnalis, hingga konten kreator, semua memiliki tanggung jawab untuk menggunakan bahasa dengan benar.

Bahasa adalah identitas bangsa. Jika kita tidak menjaga kemurniannya, siapa lagi? Jadi, lain kali Anda menulis, ingatlah untuk menggunakan “memengaruhi”, bukan “mempengaruhi”. Karena dalam bahasa, setiap huruf memiliki makna dan aturannya sendiri.

Also Read

Bagikan:

Tags

Tinggalkan komentar